Minggu, 20 Maret 2016

Kayu Nangka, Cara Kuno Tangkal Wabah Pes

 Kayu nangka banyak digunakan untuk membangun rumah joglo pada zaman kuno.

 
Kayu Nangka, Cara Kuno Tangkal Wabah Pes


Kayu nangka kerap menjadi pilihan sebab kayu jati yang menjadi idola bahan baku mebel harganya kian tak terjangkau perajin. Kayu nangka yang di zaman dahulu dipakai sebagai bahan dasar pembangunan rumah joglo tak kalah dengan kayu jati ini ternyata memiliki manfaat bagi kesehatan.

Batang kayu nangka adalah salah satu resep trasidional yang dapat mengurangi penyebaran penyakit pes yang dibawa oleh tikus.

Sejawaran dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Arif Akhayat, M.A., mengatakan di era tahun 1870-an kayu nangka dikenal luas di pulau Jawa. Karena saat itu kayu jati di Jawa diekspor secara-besar-besaran oleh Belanda ke Eropa sehingga pasokan kayu jati menipis. Bahkan pasokan kayu jati di Jepara pun habis.

“Kayu nangka jadi solusinya,” katanya.  Pilihan pada kayu nangka juga tidak sembarangan. Bermula dari proyek tanam paksa Belanda dalam pembangunan perumahan dan jalan sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja. Untuk menampung para pekerja tersebut maka dibuatlah rumah sementara yang terbuat dari bambu.

Setelah mereka tiggal di rumah bambu, banyak pekerja yang terserang penyakit pes. Bahkan penyakit ini menyebar luas ke masyarakat. “Akhirnya diganti dengan kayu nangka agar tidak digerogoti tikus. Dengan kayu nangka, rumah tidak dimakan oleh serangga. Jadi kayu nangka mengurangi serangan pes,” kisahnya.

Pemerhati bangunan cagar budaya, Dr. Laretna Adhisakti mengatakan, sebenarnya sejak dahulu bangunan kuno di Jawa yang menggunakan kayu nangka. Bahkan untuk kandang ternak menggunakan kayu nangka. “Memang untuk bangunan baru sekarang jarang menggunakan nangka. Tapi bangunan kuno yang saya temukan terbuat dari kayu nangka. Bahkan banyak kandang kerbau dan sapi banyak dari kayu nangka,” ujarnya. (umi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar